Pages

Jumat, 06 Februari 2015

Kesimpulan

  Banyak olahraga tradisional yang bahkan para pemerhati budaya yang tidak kenal atau tahu karna budaya yang ada diIndonesia sangat beragam, oleh karna itu sebagai pembaca diharapkan kita dapat memelihara bahkan mengembangkan keragaman budaya local ini dan kita dapat memerhatikan dan membuat Negara lain memperhatikan Budaya asli Indonesia yang tersebar dari sabang sampai merauke. Disarankan agar masyarakat dapat memelihara kebudayaan ini dan pemerintah dapat memberi dukungan agar lebih merata ke seluruh penjuru negeri

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAl

 
Pengaruh teknologi
 
Di masyarakat, olahraga tradisional lebih dikenal dengan permainan yang relatif sederhana namun memberikan manfaat luar biasa jika kita menelusuri makna dari permainan itu secara 
 
mendalam. Namun sekarang ini keberadaannya mulai tergeser oleh permainan modern, seperti PlayStation (PS) dan jenis permainan canggih lainnya. Setiap daerah mengenal permainan tradisional dengan namanya masing-masing. Permainan ini dahulu sering dimainkan oleh anak-anak untuk mengisi hari-hari bermain mereka. Namun sekarang permainan tradisional mulai ditinggalkan terutama di kota-kota besar. Banyak hal yang menyebabkan permainan tradisional mulai ditinggalkan, diantaranya adalah sebagai berikut
Kemajuan teknologi terutama dalam bidang permainan anak-anak
 
Masing masing negara di Dunia menginginkan negaranya menguasai teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Namun disadari atau tidak kemajuan teknologi terutama dalam bidang permainan anak-anak membuat tergesernya permainan tradisional. Dunia anak yang penuh dengan imajinasi ditransformasikan pada permainan modern semisal PlayStation. Bahkan dunia internet yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita ini dapat kita batasi agar tradisi kitadapat kita lestarikan.
Adanya perdagangan bebas
 
Secara tidak langsung perdagangan bebas turut mengancam keberadaan permainan
tradisional, terutama di negara yang menjadi “pasar”. Banyak permainan anak dari negara lain
yang beredar dan terkesan mampu menghadirkan permainan yang lebih menarik dan membuat kita lupa akan permainan tradisional kita sendiri.

permainan banteng




 
Adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar
sebagai „benteng‟. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih „benteng‟ lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan „menawan‟ seluruh
anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak
menjadi „penawan‟ dan yang „tertawan‟ ditentukan dari waktu terakhir saat si „penawan‟ atau „tertawan‟ menyentuh „benteng‟ mereka masing
-masing. Orang yang paling dekat waktunya ket
ika menyentuh benteng berhak menjadi „penawan‟ dan bisa mengejar dan menyentuh
anggota lawan untuk menjadikannya tawanan. Tawanan biasanya ditempatkan di sekitar benteng musuh. Tawanan juga bisa dibebaskan bila rekannya dapat menyentuh dirinya. Dalam permainan ini, biasanya masing-masing anggota mempunyai tugas seperti penyerang, mata-mata, pengganggu, dan penjaga benteng. Permainan ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal.

pacu jalur



Pacu Jalur adalah jenis olahraga perahu dayung tradisional yang berasal dari Riau. Perahu pada perlombaan pacu jalur memiliki panjang sekitar 25-40 meter dengan awak perahu sebanyak 40 sampai 60 orang. Pada awalnya pacu jalur diselenggarakan di kampong-kampung sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri, atau tahun baru Muharam
  Kini acara pacu jalur sudah masuk ke dalam kalender pariwisata nasional, setiap tahun pada tanggal 23-26 Agustus diadakan festival pacu jalur dalam rangkaian peringatan kemerdekaan Indonesia (17 Agustus-an). Pacu jalur biasanya diadakan di Sungai Batang Kuantan yang pada  jaman dahulu kala merupakan simbol identitas sosial karena hanya datuk-datuk dan bangsawan saja yang bertransportasi melalui jalur tersebut

kerapian sapi

 


Karapan Sapi adalah olahraga pacuan sapi yang berasal dari daerah Madura. Dalam
permainan ini, sepasang sapi lah yang „berolahraga‟ dengan m
enarik semacam kereta kayu melewati lintasan sepanjang 100 meter. Joki sapi atau penunggang sapi hanya perlu berdiri di kereta kayu dan mengendalikan laju sapi-sapinya agar tidak oleng. Tetapi jangan dikira menjadi  joki karapan sapi itu pekerjaan yang mudah ya, karena tentu saja diperlukan latihan dan keahlian yang khusus. Keseriusan warga Madura dan pemerintah Indonesia dalam melestarikan karapan sapi tidak main-main. Karapan sapi kini telah menjadi sebuah ajang pesta rakyat yang mampu menyedot ribuan pengunjung dari dalam maupun luar negeri. Setiap akhir bulan September atau Oktober bahkan diadakan pertandingan karapan sapi terbesar yang memperebutkan Piala Bergilir Presiden. Sayangnya dibalik kemeriahan ini sering ditemukan pelanggaran para peserta yang kerap memperlakukan sapi-sapinya dengan kejam agar bisa berlari dengan kencang. Kebiasaan ini tentu saja sangat melenceng dari nilai aslinya dan selayaknya patut ditindaklanjuti dengan tegas oleh pihak penyelenggara.

Pathol



 
Pathol adalah olahraga gulat tradisional yang berasal dari Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Konon permainan Pathol telah ada sejak jaman Majapahit, yang awalnya merupakan acara sayembara untuk mencari kesatria terbaik yang bisa menjaga pelabuhan Tuban yang pada waktu itu ramai oleh perompak dan penyamun. Gerakan-gerakan pathol kemudian diadaptasi dan dikembangkan oleh pemuda dan masyarakat setempat hingga akhirnya tumbuh menjadi olahraga yang digemari dan bahkan dijadikan kesenian tradisional. Gulat pathol yang umumnya digelar di pesisir pantai ini sering diselenggarakan setiap menjelang purnama atau pada hari-hari khusus misalnya bertepatan dengan upacara sedekah laut.

Sepak Takraw

 




Sepak Takraw adalah Olahraga dimainkan dengan cara seperti bermain sepakbola dan bola voli, tetapi dilakukan di lapangan bulu tangkis. Olahraga ini berasal dari zaman Kesultanan Malaka (1402-1511) dan disebut juga dengan nama sepak raga. Jumlah pemain dalam sebuah permainan adalah tiga orang untuk masing-masing regu. Pemain sepak takraw tidak boleh menyentuh bola dengan tangan, dan hanya boleh menggunakan kaki mereka sehingga sekilas gerakan-gerakan dalam permainan sepak takraw
mirip dengan gerakan seni bela diri. Olahraga ini telah sejak lama „diperebutkan‟ atau diklaim
oleh berbagai Negara dari mulai Malaysia, Laos, Filipina, hingga Thailand. Walaupun bukti-bukti yang kuat dari pakar sejarah bisa membuktikan bahwa sepak takraw adalah olahraga tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan, tidak akan ada artinya jika kita sebagai rakyat Indonesia tidak mempertahankannya dan melestarikannya. Jangan sampai setelah terlanjur kecolongan baru kita kebakaran jenggot.